Langsung ke konten utama

Aing tea

Foto saya
Muhammad Hafidz Fauzan
Sebenarnya tidak terlalu suka dunia tarik tangan. Tapi, masih terus berusaha untuk rajin-rajin menulis. Karena katanya dia percaya dia punya banyak hal di kepalanya yang harus dibanjur di suatu tempat. Suka makan, dan tidur, gak cuma itu masih banyak yang dia suka lakukan, tapi yang jelas dia suka Chelsea FC sebagai suatu klub sepakbola. Kontak saya di twitter @Pids29 atau tulisan yang agak serius di Medium @hafidzfz

[Telat jelas jelas adalah keputusan terbaik]


Baru2 ini saya mencoba untuk hijrah, dari sering telatan padahal cuma Karena mager agar menjadi orang yang ON TIME. beberapa waktu berlalu, akhirnya saya sadar bahwa ya buat apa sih on time? Toh gaada untungnya, malah lebih banyak ruginya. Loh setiap yang kita lakukan kan harus profit oriented alias berorientasi pada untung rugi. Mahasiswa jaman sekarang kan harus memilih yang menguntungkan, lebih2 bonafide dan menghasilkan uang.

Masih bingung kenapa telat itu perlu? Atau masih bingung kenapa telat itu menguntungkan pelakunya? Hmm.. Kalian mesti pernah denger kan pepatah, "waktu lebih tajam dari pedang," kalau pernah, kalian mesti harus buka2 buku bahasa Indonesia SD lagi. Tapi gapapa, wong pepatah yang keliru redaksinya itu sebetulnya bermakna benar kok. Benar begimana toh? Pepatah yang tadi kan tetap bermakna kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya memanfaatkan waktu dengan baik. Caranya gampang yaitu...

Kalau Datang forum-forum kajian, diskusi, kumpul unit, himpunan, kepanitiaan, masuk kelas segala macem bae lah pokoknya, dengan telat alias terlambat. Gampang toh?

Apasi untungnya jadi orang telatan? Gini, dengan jadi orang telatan ketika datang ke lokasi, anda akan mendapati bahwa forum atau kumpul apapun itu yang harus anda hadiri akan sudah dimulai. Enak toh? Anda gaperlu jadi orang yang dateng awal2 dan mesti menunggu kawan2 anda yang lain yang telat datang. Misalnya ada kumpul jam 7, ya kira2 jam 7.15 lah anda berangkat dari in the kos ke titik kumpul. Kira jam 7.30 anda sampai lokasi, forum harusnya udah mulai. Rata2 kumpul ditunda setengah jamlah paling lama. Waktu lebih itu tentu bisa anda gunakan dengan lebih bijak, misalnya belajar di indekos, baca buku2 kanan kiri tengah di indekos, ngerjain tugas, tidur2an di kamar, mager2an dulu, atau malah bisa maen game dulu kan. Enak toh?! Paling cuma kelewatan bagian pembukaan dan pembacaan doa kan? Ya kalau menurut kamu doa ga penting kan lewat pun gamasalah.

Bukan cuma itu keuntungan menjadi orang yang telatan (telatan yo bukan telaten apalagi teladan), ada efek domino lain. Kalau kamu datang on time kemungkinan kamu akan cuma berdua sama ketua yang ngumpulinnya nungguin amggota yang lain, paling banter baru bertiga atau berempatlah. Kurang dari setengah full team. Terus? Ya kalau misalnya kamu dateng on time terus cuma berduanya sama perempuan sih mungkin masih enak ya bisa pendekatan2 gitu lah. Lah kalau berduanya sama laki2, jangan sampai kamu dianggap homo sapiens aja karena berduaan sama laki2. Masih mau on time?

Takut dicap tidak berintegritas karena sering telat? Gausah khawatir. Kamu kan bebas menjadi diri kamu yang kaya gimana. Gausah dengerin kata orang lain. Albert Einstein aja pernah bilang gini,
"ikutilah kata hati walau negara memerintahkan sebaliknya," nah kamu udah dapet legitimasi untuk ikutin kata hati kamu untuk telat, untuk santai2 dulu. Kan beres tuh, ya tulis aja izin telat di daftar hadir konfirmasi. Kalau yang ngajak kumpul itu protes sama kamu karena kamu telat, itu urusan gampang lagi. Setelah kamu kasih quote Albert Einstein, kamu kasih pepatah lama juga "better late than never," lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kamu kasih unjuk aja sama dia "masih mending gua telat, daripada si A kaga dateng! Blee (sambil melet)," beres dah, argumenmu muantep pisan lek!

Dari saya terakhir. Gamasalah juga harusnya kamu telat masuk kelas. Emang kamu masih berpikir kamu perlu dosen? Kan dosen yang perlu kamu buat gajian kan? Lagian kamu juga kan gamasalah ketinggalan pelajaran setengah sampai dua jam doangan mah. Otak secerdas yang kamu miliki pasti bisa ngejar pelajaran. Masalah absen? Ya itu sih gampang kalo kamu telat dan masih bisa masuk kelas tetep bisa absen, kalo sampe gamasuk kelas tinggal tipsen ke temen. Ah indahnya jadi manusia telatan, tidak bergantung dan tidak digantungkan orang lain. Mulai sekarang siap kan untuk menjadi telatan di setiap kondisi? Karena alam butuh keseimbangan, ada yang on time ya mesti ada yang telat. Kalau ga gitu berarti yin dan yang tidak bekerja dengan baik. Siap kan jadi agen perubahan?!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sajak kecil tentang perasaan saya yang ada kamu di dalamnya

manusia pada umumnya, dalam berbagai kesempatan, dalam berbagai lini kehidupan, dikaluti dengan rasa takut. termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan perasaan termasuk pada hal-hal yang berkaitan dengan cinta bukan hanya takut tidak dicintai kita bahkan takut mencintai takut karena takut tidak dicintai perasaan yang tidak berbalas apakah bisa menjadi alasan tidak mencintai? padahal dalam mencintai kita adalah sebagai subjek, kita bebas memutuskan terlepas dicintai atau tidak, di mana kita bertindak sebagai objek, kita tidak bisa memutuskan kita tidak perlu memutuskan sampai pada titik kita merasa harus mengatakan pada orang itu bahwa saya mungkin mencintaimu saya menyukaimu dalam bentuknya yang sulit saya definisikan sendiri atau alasan-alasan tertentu yang bisa saja saya karang untuk meyakinkanmu sebab saya tidak perlu meyakinkan diri sendiri saya tahu diri saya lebih dari siapapun di bumi ini dan orang lain di luar sana tidak perlu tahu apa-apa tentang kita saya mungkin takut menga

Tersesat Pada Waktu

Barangkali rindu tidak hanya memerlukan jarak dan waktu Tapi juga kau dan aku Atau ingatanku tidak cukup sempurna Tanpa kisah kita Pada tepian pengharapan aku menemukan diriku yang entah bagaimana bisa hilang Pada tepian waktu yang kutemukan hanya dirimu yang menjauh Sebabnya aku tau mau sampai pada ujung waktu Waktu terasa cepat saat dunia hanya ada kita Kala itu kuingin masuk dan mengubah dimensi waktu Sehingga hanya aku dan kamu saja tiba-tiba sudah selamanya Tapi waktu melarangku Belum sempat kusimpan senyummu yang melarangku tersenyum balik sebab bibirku hanya bisa kelu saat itu Belum sempat kuabadikan bola matamu pada pelupuk matamu yang menyipit di satu maupun keduanya Dan rapi putih gigimu dan tawa maka aku pun berantakan karenanya  Pada akhirnya hanya ada diriku yang sendirian Duduk di atas tumpukan batu di tepian sungai yang berisik yang ramai pada kesepian Sedang aku menepi, kesepian dalam keramaian -Kemah Kerja, 3 Agustus 2019